Thursday, June 2, 2016

PROPOSAL PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

PROPOSAL PENDAMPINGAN
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
DENGAN METODE WHOLE-SCHOOL TRAINING
SMP 2 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

A.    Latar Belakang
Kurikulum 2013 (K13) mulai dilaksanakan secara terbatas dan bertahap pada tahun pelajaran 2013/2014. Pada tahun pelajaran 2014/2015 pelaksanaan diperluas ke seluruh SMP pada kelas VII dan VIII. Dengan tujuan untuk menjadikan pelaksanaan K13 lebih baik, sekolah-sekolah yang mulai melaksanakan K13 pada tahun pelajaran 2014/2015 berhenti sementara melaksanakan K13 dan melakukan serangkaian persiapan pelaksanaan K13 yang lebih mantap. Setelah memperoleh kesiapan yang baik, sekolah tersebut kembali mulai lagi melaksanakan K13. Pada tahun pelajaran 2020/2021 semua sekolah, termasuk SMP baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia, harus sudah melaksanakan K13 (Permendikbud 160 tahun 2014 pasal 4).
Kesiapan SMP untuk melaksanakan K13 diperoleh melalui berbagai macam cara, antara lain pelatihan pelaksanaan K13 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah maupun oleh sekolah, pembinaan oleh perguruan tinggi setempat, workshop dalam forum MGMP, dan belajar mandiri dengan membaca dokumen-dokumen K13.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013 dengan hanya melibatkan peserta yang terdiri atas kepala sekolah dan sejumlah guru mata pelajaran  dengan hanya menfokuskan pada pembelajaran dan penilaian saja dipandang kurang optimal untuk membantu sekolah melaksanakan Kurikulum 2013. Alasan utamanya adalah pelaksanaan Kurikulum 2013 yang baik mengharuskan berjalannya peran serta yang optimal dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru TIK, pembina ekstrakurikuler, kepala laboratorium dan laboran, kepala perpustakaan dan pustakawan, dan pemelihara lingkungan sekolah, sesuai tugas dan peran masing-masing. Sebagai contoh, pelaksanaan pembelajaran IPA yang bersifat memfasilitasi peserta didik menemukan pengetahuan dari berbagai sumber dengan pendekatan ilmiah memerlukan laboratorium IPA, akses internet, perpustakaan, dan lingkungan alam di dalam pagar sekolah. Dengan demikian kepala laboratorium, laboran, guru TIK, kepala perpustakaan, dan pustakawan, dan pemelihara lingkungan sekolah harus menjalankan tupoksi masing-masing secara sinergis agar berbagai keperluan pembelajaran siap ketika pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini sinergi mereka bahkan mungkin perlu dimulai sejak penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) dalam kerangka pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Oleh karenanya pelatihan pelaksanaan kurikulum harus menjangkau mereka semua secara terpadu.
untuk proposal selengkapnya bisa dilihat pada link berikut : https://drive.google.com/open?id=1D2HnDUPgJ9p-zs3kE1qjEJcNiRLjH2AjvHY7T_OxOyQ

Baca juga : CONTOH LAPORAN BLOCKGRANT

No comments: